www.republika.co.id
www.republika.co.id
“ayo..
bangun des! Ini sudah siang. Mau berangkat jam berapa kamu ? ujar ibu sambil
bersiap-siap untuk berangkat bekerja yang hanya sebagai buruh cuci dan pedagang
serabi keliling. Sementara itu, jokosedang mengupas kelapa untuk membuat serabi
yang akan dijual ibu setelah selesai melakukan pekerjaan nya sebagai buruh
cuci. “ko,jangan lupa parutkan kelapanya ya! “iya.. bu” jawab joko.
Waktu
menandakan pukul dua belas. Dimana joko bersiap-siap menuju ke sekolahnya, pada
suatu ketika seragam joko robek karena terkena bambu saat ia melewati jalan
kesekolah nya, untuk menuju kesekolahnya pun joko harus melewati jalan yang
banyak bambu itu jalan pintas dimana agar lebih dekat untuk sampai ke
sekolahnya.
“masalah
besar untuku, seragam satu-satu nya yang saya punya dan sekarang robek terkena
bambu” ucap joko sembari terus berjalan menuju kesekolahnya. Joko tetap masuk
menuju ruang kelasnya walaupun kondisi seragam yang ia kenakan robek, ia tidak
mau karena hanya seragam yang ia kenakan robek menjadi halangan untuk ia
menuntut ilmu.
Lonceng
pun berbunyi teng..teng..teng menandakan pelajaran akan dimulai siswa-siswa
diharapkan memasuki ruang kelas masing-masing dan guru-guru mulai menuju kelas
dimana ia akan memulai mengajar. Seperti biasa sebelum memasuki kelas siswa
diharapkan untuk berbaris terlebih dahulu.
“joko..
kenapa seragam yang kamu pakai bisa robek seperti itu ?” tanya bu milla.
“mm..maa.maaf
bu, tadi sewaktu joko menuju kesekolah baju joko terkena bambu dan robek
seperti ini” jawab joko, dengan wajah yang amat ketakutan.
“baiklah
nak, besok kamu harus mengganti seragam yang lebih layak dipakai!” ujar ibu
milla.
“baik
buk” jawab joko.
“Seragam
jelek,kotor begitu tidak layak dipakai dan tidak pantas berada di kelas ini
bu!”, sahut gita dengan wajah amat sinis.
“gita,
tidak baik kamu berbicara dan meledek, joko terkena musibah saat akan berangkat
sekolah jadi tidak boleh kamu berbicara
seperti itu pada nya ”. ujar bu milla sembari menasehati gita.
Anak-anak
pun masuk kelas dan Pelajaran pun dimulai, joko tidak berputus asa menjalani
nya walaupun seragam yang ia kenakan robek seperti tidak layaknya dipakai,
karena baju yang terkena bambu robek dan benar-benar tidak layak dipakai dan
sulit juga jika ingin dijahitnya.
“joko,
berlari tergesa-gesa menuju rumahnya.” agar ia dapat membicarakan masalah
seragam sekolahnya kepada kakanya desi.
“kak..kak
desi dimana ?” panggil joko. Dengan wajah yang bingung. Desi pun datang
menghampiri joko. “ada apa ko?, kenapa wajah kamu seperti orang yang
kebingungan ?” tanya desi.
“seragam
joko kak robek terkena bambu dan sudah tidak layak dipakai, seragam ini satu-satu
nya milik joko” ujar joko sambil melihatkan baju nya kepada desi.
“coba nanti kita tunjukan seragamnya kepada ibu ya ko,”jawab desi sambil
bersiap-siap
menuju
sekolah.
“tapi
joko
tidak
mau
merepotkan
ibu
kak, joko
tahu
ibu
pasti
tidak
mempunyai
uang
lebih
untuk
membelikan
seragam
baru
buat
joko
kak” ujar
joko.
“baiklah kalo begitu kamu dapat memakai seragam kakak, kita akan berganti-gantian
mengenakan
pakaian
ini,kamu
jangan bersedih. lagian jam
masuk sekolah kakak dengan kamu kan berbeda” ujar desi samba
ltersenyum
kepada
adik
nya
joko.
Malang memang nasib
kehidupan
mereka, jangan
kan
untuk
membeli
baju
seragam yang baru, untuk
makan
sehari-hari pun mereka
kesulitan. Ibunya yang
kadang seringsakit-sakitan
sehingga
seringkali
ia
libur
dalam
bekerja
sebagai
buruh
cuci, belum
lagi
tak
setiap hari ibu joko dapat berjualan serabi karena harus kehabisan modal untuk
membeli
kebutuhan yang lain. Mau
tidak mau joko dan desi harus
bergantian
seragam agar tetap
dapat
meneruskan
sekolahnya.Dengan
segala
perjuangan
joko
dan desi untuk
terus
sekolah
begitu
semangat,
walaupun
dengan
penuh
kekurangan
tetapi
mereka tidak
pernah
berputus
asa
menjalaninya.
Sekolah SMP dan SMA sudah
mereka
lewati, hanya desi yang
tamat hingga SMP saja. Mereka
sebenarnya
mendapatkan
beasiswa
akan
tetapi desi lebih
memilih
untuk
mengurus
ibu
dirumah
karena
ibu
sudah
tidak
muda
lagi.
“bu aku ingin masuk keperguruan tinggi”. Ujarjoko.
“memang nya kamu dapat uang dari mana ko?” biaya
kuliah
itu
mahal
dan
apa kamu mampu membayarnya ?” cetus desi.
Iya nak..”ibu sudah tidak mungkin dapat membiayai untuk kamu melanjutkan sekolah keperguruan tinggi.” Ibu sudah tua dan ibu sudah tidak bias lagi bekerja sebagai buruh cuci, ibu hanya dapat mengandalkan berjualan serabi itupun dengan bantuan dari
kakak mu desi”.
Jawab ibu.
“tap ibu, joko tetap ingin kuliah, karena
joko
ingin
meneruskan
cita-cita
joko
bu!” tegas
joko
kembali.
Yasudah..”kamu
boleh
meneruskan
kuliah,dan
kejar
cita-citamu
itu. Tapi..jangan
sampai
kamu
menyusahkan
ibu!” cetus desi.
“joko tidak akan menyusahkan kakak dan ibu”, joko akan pergi dari rumah ini.” Dan joko
akan
meneruskan
kuliah
di
Yogyakarta ”. Joko
mendapatkan beasiswa di perguruan
tinggi di sana”. Ujar
joko.
Joko pergi ke yogyakarta, barang dan baju yang ia butuhkan sudah dikemas rapi di dalam tas. Joko akan
berangkat
kestasiun
untuk
menunggu
kereta
api. Namun
sebelum
joko
berangkat, joko
menemui
ibu
dan
kak desi untuk
pamitan.
“ibu,.kak desi, joko pamitan akan pergi sekarang, joko
mohon bu.” Izinkan
joko
melangkah
kan kaki ini
untuk
mengejar
apa yang ingin
jokocita-citakan.” Joko meminta
izin
kepada
ibu
dan
kakak
nya
meneteskan air mata.
“baiklah nak, ibu izinkan kamu pergi kesana.” Kejar
cita-citamu, semoga
engkau
menjadi
penerus
bangsa yang jujur
dan
bijaksana.”
Joko berbahagia karena telah mendapat restu dari ibunya, dan ia dengan penuh semangat menjalani hari-harinya di perguruan
tinggi. Joko harus
bekerja
sambil
kuliah agar dapat
menyelesaikan
kuliahnya, berbagai
halangan
dan
rintangan pun ia
lewati
hingga
ia
berhasil
mendapatkan
gelar
dari
hasil
kuliahnya.
joko pun diterima di salah
satu
perusahaan
ternama, dengan
kejujuran
dan
ketelitian yang joko
lakukan
ia pun sekarang
menjadi
seorang
pengusaha
sukses. Akan tetapi
dengan
kesuksesan yang sudah
ia
raih
joko
tidak
pernah
melupakan
ibu
dan
kakaknya